STOP PRESS !! Diberi tahukan kepada semua narasumber bahwa semua wartawan/wartawati beritasurabayanet.blogspot.com dilengkapi dengan Kartu Press dan namanya tercantum pada halaman Redaksi, bila ada keraguan silahkan menghubungi Redaksi pada nomor telephone 031 714 54954 / 08155084545 atau melalui emai redaksi_berita_sby@yahoo.co.id, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Selasa, 15 November 2011

Buntut Penembakan Guru Ngaji

TPF-P Ansor Desak Polda Jatim Jadikan Briptu Widianto Tersangka

beritasurabayanet - Sidoarjo : Tim Pencari Fakta dan Pendampingan (TPF-P) GP Ansor Sidoarjo, mendesak Polda Jatim juga menjerat Briptu Widianto sebagai tersangka. Permintaan ini menyusul penetapan 4 rekan dan 2 atasan Briptu Eko di Satreskrim Polres Sidoarjo sebagai tersangka kasus penembakan Riyadhus Sholihin.

Ketua TPF-P GP Ansor Sidoarjo, Agus M Ubaidilah menerangkan, dari temuan timnya, ditemukan fakta baru, bahwa Briptu Widianto diduga memberikan keterangan palsu, hingga membuat kasus tersebut menjadi fatal.
Dari informasi yang dihimpun, Briptu Widianto hingga saat ini sama sekali belum diperiksa oleh Tim Ditreskrimsus Polda Jatim, karena masih sakit.

" Kita menduga Briptu Widianto memberikan keterangan yang tidak benar. Kita berharap, Briptu Widianto juga diseret, karena memberikan keterangan palsu ," ujar Agus.

Agus yang juga menjabat sebagai Ketua GP Ansor Sidoarjo menerangkan, dari keterangan saksi yang didapatnya, bahwa mobil Riyadhus Sholihin bukan menabrak Briptu Widianto. Justru, Britpu Widianto yang keluar dari Cafe Ponti melaju dari arah berlawanan.

" Briptu Widianto lah yang menabrak mobil Riyadhus dari samping. Ini diperkuat dengan bekas tabrakan di mobil korban yang ada di samping ," tuturnya.

Saksi di pihak TPF-P, sempat melihat, Riyadhus Sholihin mengurangi kecepatan mobil yang dikendarainya, untuk menolong Briptu Widianto. Namun, niatannya diurungkan, setelah beberapa orang yang keluar dari Ponti meneriakinya maling.

" Teriakan inilah (maling) membuat yang bersangkutan terpaksa melarikan diri. Apalagi massa semakin banyak membuat Riyadhus keder ," katanya.

Ansor berharap, penyidik Ditreskimum Polda Jatim dapat menerima dan menyampaikan temuan baru, sehingga dapat digunakan untuk dasar memeriksa Briptu Widianto.

Sementara itu, Pjs Kabid Humas Polda Jatim AKBP Elijas Hendrajana mengatakan, polda siap menerima siapa saja yang ingin memberikan informasi kepada penyidik.

" Pada prinsipnya, kita siap menampung masukan dari masyarakat secara terbuka. Seperti yang diutarakan bapak Kapolda, kita tidak ada yang ditutup-tutupi ," jelas Elijas.

Seperti yang diberitakan, Riyadhus Sholihin tewas ditembak Briptu Eko, anggota Reskrim Polres Sidoarjo, usai berserempetan dengan Briptu Widianto di depan GOR Delta Sidoarjo, pada Jumat (28/10/2011) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB.

Ketujuh orang yang menjadi tersangka yakni, mantan Kasatreskrim AKP Ernesto Saiser, Kanit Idik I Iptu Suwiji, Briptu Eko Ristanto, Aiptu Agus Sukwan Handoyo, Bripka Domingus Dacosta, Brigadir Sis Sudarwanto, dan Briptu Iwan Kristiawan. (Red. / detiksurabaya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar