Ilustrasi. |
beritasurabayanet - Surabaya : Semakin kuatnya kontra terhadap rencana penutupan lokalisasi gang Dolly dan Jarak, mendapat tanggapan dari DPC PKB Surabaya.
PKB meminta agar pemkot Surabaya tetap melaksanakan target penutupan tetapi sekaligus menyiapkan lokasi baru di tempat yang lebih terisolir dari masyarakat (relokasi).
Meski rencana penutupan lokalisasi gang Dolly dan Jarak terus mendapatkan tanggapan kontra dari sejumlah pihak, Tri Rismaharini Walikota Surabaya terkesan masih tetap meyakini bahwa pelaksanaannya akan dapat dilakukan sesuai rencana.
Alasannya, telah dilakukan persiapan dan sosialisasi secara maksimal sebelumnya.
Sikap penolakan sejumlah ormas dan LSM kota Surabaya yang kemudian mulai dikuatkan pendapat sejumlah anggota dewan dan akademisi agar pemkot Surabaya menunda pelaksanaan penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, tetapi diminta lebih memikirkan masyarakat sekitar yang terdampak, rupanya masih belum mendapatkan respon positif dari walikota Surabaya, bahkan sebaliknya, malah semakin menguatkan keyakinannya.
Menanggapi fenomena ini, Samsul Arifin ketua DPC PKB Surabaya mengatakan, disamping pelaksanaan penutupan, pemkot Surabaya juga harus menyediakan lokasi baru ditempat yang jauh dan terisolir dari masyarakat, agar PSK, mucikari dan warga terdampak tetap bisa menjalankan roda perekonomiannya.
“ Ini kan masalah perut, maka pemkot harus bersikap bijak dan manusiawi, saya sangat setuju lokalisasi Dolly segera ditutup, tetapi sebaiknya juga sekaligus disediakan lokasi baru untuk penampungannya, yang tentu dicarikan lokasi yang jauh dari jangkauan masyarakat, seperti di tengah laut, misalnya di selat Madura atau teluk Lamong, dan jangan lupa harus dilakukan kontrol yang ketat, sehingga pengunjungnya terseleksi ,” ucap Samsul.
Lebih lanjut Samsul juga mengatakan bahwa pemkot Surabaya berkewajiban mengajak bicara terhadap masyarakat terdampak atau sejumlah orang yang dianggap tokoh didalamnya.
“ Kalau saya mengamati dari pemberitaan sejumlah media, sepertinya pemkot memang hanya berkomunikasi dengan PSK dan mucikarinya, tetapi belum dengan masyarakat sekitar terdampak yang notabene adalah warga kota Surabaya ,” tambah politisi PKB yang akrab dipanggil Gus Syam ini.
Samsul juga mengatakan bahwa kondisi lokasi Dolly dan Jarak saat ini sangat bisa dijadikan wilayah perdagangan berupa pasar tradisional dan modern tanpa harus mengubah bangunan yang sudah ada.
“ Kalau ada political will yang kuat, pemkot sudah bisa menjadikan lokalisi Dolly dan Jarak sebagai pasar tradisional dan modern tanpa harus mengubah kondisi bangunan yang sudah ada, sehingga peralihannya bisa cepat tanpa menimbulkan pro dan kontra seperti ini, karena kehidupan masyarakat sekitar secara perlahan tidak lagi tergantung kepada keberadaan lokalisasi ,” tandasnya.
Terkait pro dan kontra terhadap rencana penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, sejumlah kalangan berpendapat bahwa Risma sebagai Walikota Surabaya harus tetap bisa menjaga kondusifitas kota Surabaya, karena kondisi lokalisasi Dolly dan Jarak saat ini berpotensi mengarah kepada peristiwa di lokalisasi Kramat Tunggak Jakarta. (Red. / sumber : http://beritajatim.com/politik_pemerintahan/206482/pkb_usul_psk_dolly_dipindah_ke_tengah_laut.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar