beritasurabayanet - Jakarta : Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Nusron Wahid mendesak Kapolda Jatim mengundurkan diri akibat pernyataan jajarannya yang menyesatkan sehubungan meninggalnya Riyadus Sholikhin (29), anggota Ansor dan guru ngaji di Sidoarjo, karena tertembak polisi mabuk.
" Kalau tidak mau minta maaf, kita minta mengundurkan diri. Masak menyatakan bahwa korban melawan dengan membawa clurit. Mana cluritnya. Pernyataan itu mengada-ada dan cenderung melindungi polisi yang mabuk dan dzolim ," tegas Nusron dalam rilisnya, Selasa (1/11/2011).
" Pernyataan itu jelas kebohongan publik dan tidak bisa dipertanggungjawabkan ," jelasnya.
Pada saatnya nanti, kata dia, Ansor juga mengadukan masalah ini kepada lembaga yg lebih independen, seperti Komnas HAM.
" Ini bagian dari pelanggaran hak asasi. Karena itu, kita tidak menutup kemungkinan akan bawa masalah ini ke lembaga yang lebih independen, seperti Komnas HAM ," tegasnya.
Polisi seharusnye mangayomi dan mengamankan masyarakat. Bukan sebaliknya malah melakukan kekerasan terhadap rakyat. " Polisi seharusnya memberantas peredaran dan pesta miras, bukan malah menjadi pelopor pesta miras ," sindirnya. (Red. / http://surabaya.detik.com/read/2011/11/01/070654/1756984/475/ketum-gp-ansor-pusat-desak-kapolda-jatim-mengundurkan-diri?y991101465)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar