STOP PRESS !! Diberi tahukan kepada semua narasumber bahwa semua wartawan/wartawati beritasurabayanet.blogspot.com dilengkapi dengan Kartu Press dan namanya tercantum pada halaman Redaksi, bila ada keraguan silahkan menghubungi Redaksi pada nomor telephone 031 714 54954 / 08155084545 atau melalui emai redaksi_berita_sby@yahoo.co.id, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Sabtu, 14 Mei 2011

10 Hektar Hutan Mangrove Di Babat Habis

Hutan Mangrove Yang Gundul
beritasurabayanet - Mulyorejo : Ada 100 ribu pohon mangrove di muara Kalisari Damen, Mulyorejo, dibalak pencuri. Pembalakan liar itu demi keuntungan pribadi pelakunya yang memanfaatkan lahan bekas mangrove untuk lahan tambak.

Sayangnya, pemkot melalui Dinas Pertanian yang sudah mengetahui pelakunya, justru tak bertindak. Padahal dengan pembalakan itu, ada 10 hektar lahan mangrove yang rusak parah. Sementara Dinas Pertanian butuh bantuan kepolisian untuk menjerat pelakunya. Para pelaku tak bekerja seorang diri, tapi beberapa orang.

Disampaikan Kepala Bidang Pertanian dan Kehutanan, Dinas Pertanian Surabaya Alex Siahaya, pohon mangrove yang dibalak itu usianya sudah mencapai 15 tahun. Padahal untuk mencapai usia itu, konservasi mangrove terbilang sulit. Yang disesalkan, para pembalak tak sadar peran penting mangrove. Padahal, mangrove bisa mengatasi abrasi pantai dan bisa memecah gelombang. Selain itu, keberadaan mangrove bisa menjadi rumah ikan. Informasinya, pohon mangrove itu bisa dimanfaatkan, seperti untuk bahan sampo atau sabun.

"Kita mendapat laporan dari Camat Mulyorejo tentang pembalakan itu. Kita juga sudah mengecek ke lokasi, ternyata lahan yang dibalak sangat luas," ujar Alex.

Lokasi pembalakan terbilang jauh dari pemukiman penduduk dan sangat terpencil. Untuk mencapai lokasinya, harus menggunakan perahu. Hal inilah yang menyebabkan pembalakan yang diduga sudah sejak awal tahun itu tak terpantau petugas keamanan.

Sementara, Camat Mulyorejo M Safik saat dikonfirmasi membenarkan jika di wilayahnya telah terjadi pembalakan mangrove besar-besaran. Menurut dia, pelaku sudah diperingatkan dan hanya menghentikan aksinya sesaat.

Untuk melakukan perlawanan, pihak kecamatan kesulitan. Para pelaku biasanya lebih dari 10 orang dan melengkapi dirinya dengan senjata tajam. Karena itu pihaknya memilih melaporkan hal itu ke Dinas Pertanian. (Red./beritasurabaya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar