Alasannya, mereka belum mendapatkan upah 100 persen. Ada sekitar 24 mandor yang mogok kerja. Padahal satu mandor membawahi 20-30 pekerja. Para mandor itu mengaku upahnya tidak dibayar 100 persen selama lima kali tagihan.
Seharusnya para mandor menerima Rp 5 juta per pembayaran, tetapi mereka hanya menerima Rp 3 juta. Padahal uang itu harus dibayarkan ke para pekerja.
" Pembayaran setiap dua minggu sekali. Hanya dibayar Rp 3 juta. Sisanya hanya dijanjikan saja ," Ujar Marduki, salah satu mandor kepada wartawan, Selasa (29/4/2014).
Para pekerja yang biasa melakukan pengecatan dan plamir itu hanya duduk-duduk saja di lokasi proyek. Mereka akan terus mogok hingga ada kejelasan dari PT Tata Bumi Raya (TBR) yang membayar mereka.
Saat dikonfirmasi, supervisor PT TBR Jatmiko justru berang. Dia malah melarang para wartawan untuk meliput dan memberitakan apa yang telah terjadi.
" Kalian tidak ada izin dan surat tugas untuk meliput. Saya tidak mau PT TBR dijelek-jelekkan ," ujar Jatmiko.
Pedagang Pasar Turi yang berada di Tempat Penampungan Sementara (TPS) resah dan prihatin mendengar para pekerja mogok. Jika para pekerja mogok, maka target selesainya proyek Pasar Turi bakalan molor.
" Targetnya kan sebelum puasa. Kalau mogok begini bisa-bisa setelah lebaran baru selesai ," keluh Sundari, salah satu pedagang. (Red./sumber : http://news.detik.com/surabaya/read/2014/04/29/184405/2569122/475/upah-belum-dibayar-mandor-dan-pekerja-proyek-pasar-turi-mogok-kerja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar