Bupati Bangkalan, Fuad Amin. |
beritasurabayanet - Bangkalan - Madura, Jatim : Berada jauh dari Ibu Kota, tapi di sana ada pelajaran demokrasi yang perlu jadi perhatian para petinggi negeri ini.
Suasana politik di tempat itu memanas, bahkan kemarin, KPU Bangkalan lumpuh karena diduduki ribuan orang, mereka menuntut calon yang dijagokannya ikut dalam pertarungan, Pilkada di Bangkalan sesuai jadwal.
Pendukung calon bupati dan wakil bupati KH Imam Buchori Cholil-Zainal Alim marah, karena pasangan itu dicoret KPU.
Pencoretan itu dilakukan hanya 4 hari sebelum hari H pilkada, “ Kami tidak akan bubar sampai KPU mencabut keputusannya ,” kata Kiai Nasih Ashol, salah satu tokoh muda pendukung Imam-Zain.
Kenapa KPU mencoret? Alasannya, partai PPN (Partai Persatuan Nasional) yang mengusung pasangan tersebut, dianggap tidak sah, KPU merujuk kepada putusan yang dikeluarkan PTUN Surabaya, beberapa hari sebelumnya.
Pasangan Imam-Zain digugat oleh pengurus lama DPD PPD (Partai Persatuan Daerah), nama lama dari PPN.
Putusan itu dinilai aneh, karena Kemenkumham sudah mengeluarkan surat resmi bahwa PPD berubah nama menjadi PPN.
Sehingga pengurus PPD telah dibekukan, “ Tapi kenapa PTUN memproses gugatan itu ?” ujar Nasih.
Apalagi, di dalam surat suara yang sudah telanjur dicetak, foto pasangan Imam-Zain masih terpampang, dan ada di nomor urut 1.
Untuk menghindari pemilih mencoblos nomor satu, KPUD terpaksa mencoreti lembar demi lembar surat suara yang harus didistribusikan, di hadapan massa, Nasih berteriak-teriak dan meminta KPU mencabut keputusannya.
Banyak di antara mereka yang bicaranya keras dan provokatif, aksi pendudukan KPU sudah berlangsung sejak Jumat malam, 7 Desember 2012.
Massa mendirikan dua tenda di jalanan di depan kantor KPU, massa juga merusak pagar, menyegel pintu, dan merubuhkan lampu hias di jalan raya, akibatnya, polisi terpaksa menutup jalan menuju kantor KPU.
Anggota KPU Bangkalan, Tajul Anwar, mengatakan jika pendudukan massa tak kunjung berakhir, ada kemungkinan pilkada ditunda, sebab logistik pilkada tidak bisa didistribusikan, padahal, sesuai tahapan, seluruh logistik harus didistribusikan sejak dua hari lalu.
Aksi ini sempat dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian, dua mobil water canon dari Polda Jawa Timur, disemprotkan ke arah kerumunan massa, keamanan juga melepaskan tembakan gas air mata, seketika ribuan orang di sepanjang jalan akses menuju kantor KPU Bangkalan lari berhamburan, ada yang ke rumah-rumah peduduk.
Sebagian ada yang lari ke Rumah Sakit Syamrabu Bangkalan dan sekolah di sekitaran KPU, sontak siswa dan para perawat serta staf di rumah sakit terkejut.
Ditambah lagi, asap gas air mata pun masuk ke halaman rumah sakit.
Dua sekolah dasar di belakang kantor KPU Bangkalan dan SMAN 1 Bangkalan, langsung dipulangkan lebih awal.
Sementara Kepala Polres Bangkalan, AKBP Endar Priyantoro langsung memimpin pasukan untuk menghalau massa agar tidak mendekat ke kantor KPU Bangkalan yang tengah melakukan proses pendistribusian logistik ke beberapa kecamatan yang jadwalnya dilakukan hari ini.
Pihak KPU tetap berusaha keras mendistribusikan logistik, meskipun suasananya tak menentu.
Ratusan personel Brimob Polda Jawa Timur serta pasukan Dalmas Polda Jatim dan Polres Bangkalan mengamankan sekitar KPU
Bupati Bangkalan KH Fuad Amin Imron, mengatakan pilkada Bangkalan tidak boleh ditunda.
Bahkan, dia tak segan mengancam, “ Kalau Pilkada ditunda, carok Bangkalan ,” kata Fuad.
Dia mengucapkan itu saat menghadiri kampanye akbar putranya, Makmun Ibnu Fuad, yang juga menjadi calon bupati, di Alun-alun kota Bangkalan.
Carok adalah duel satu lawan satu menggunakan senjata khas Madura, celurit.
Makmun Ibnu Fuad, yang masih belia (usianya 26 tahun) maju menjadi calon bupati berpasangan dengan Mondir A Rofii.
Dia didukung oleh 9 parpol yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat (PD), PDIP, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Gerindra, Hanura, Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Golkar.
Koordinator Komite Pemilih Indonesia Jeirry Sumampow menilai jika Pilkada Bangkalan tetap dilaksanakan pada 12 Desember 2012, berpotensi menimbulkan konflik horizontal.
Namun pilkada ditunda pun, bukan berarti aman, sebab, ada ancaman dari Bupati Fuad Amin Imron yang akan “mencarokkan” Madura, jika ada penundaan Pilkada.
“ Saya menilai kalau ini (Pilkada Bangakalan) dipaksakan, berpotensi menimbulkan chaos di hari H ,” ujar Jeirry Sumampow.
Karenanya, dia meminta KPU dan Panwaslu betul-betul memikirkan segala hal sebelum pilkada dilaksanakan, jika tidak menyertakan nomor urut 1.
Ketua KPUD Bangkalan Fauzan Jakfar menegaskan, pihaknya tetap berkomitmen menjalankan tahapan pilkada sesuai jadwal.
Dia tidak berminat melakukan banding ke MA karena akan membutuhkan waktu lama lagi.
“ Kita tidak mungkin banding, karena tidak ada kepastian hukum, padahal tahapan hari H pilkada kian dekat, selain itu biaya operasional yang harus dikeluarkan akan membengkak apabila Pilkada ditunda, sehingga berpengaruh besar terhadap ongkos politik ,” tegasnya.
Dengan dicoretnya Imam-Zain, maka Pilkada Bangkalan hanya akan diikuti dua pasangan saja, yaitu Nizer-Zulkifli dan Makmun Ibnu Fuad-Mondir Rofii. Calon yang dicoret, yaitu Imam-Zain dikabarkan memiliki pendukung fanatik dan menjadi lawan terberat Makmun-Mondir. (Red. / www.rmol.com 11 Desember 2012 , 08:26:00 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar